Jemunak, kudapan khas Magelang yang hanya ada saat Ramadan, dibuat dari singkong, beras ketan, dan gula merah. Simbol perlawanan terhadap roti modern.
Di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ada kudapan khas Ramadan yang disebut jemunak. Jemunak adalah camilan tradisional yang hanya dibuat saat bulan puasa. Kasmirah (56), salah satu pembuat jemunak di Dusun Karaharjan, menjelaskan bahwa proses pembuatan jemunak dimulai setelah sahur dan shalat Subuh, sekitar pukul 05.00 WIB.
Kasmirah bekerja sama dengan kakaknya, Ponisih (59), dan keponakan mereka untuk membuat jemunak. Ketiganya melanjutkan tradisi keluarga yang sudah berlangsung sejak tahun 1970-an. Mereka adalah generasi keempat yang masih mempertahankan tradisi ini setelah ibu mereka, Mujilah, meninggal pada tahun 2021.
Bahan dan Proses Pembuatan Jemunak
Jemunak dibuat dari bahan utama singkong, beras ketan, kelapa parut, dan cairan gula merah (juruh). Setiap hari, keluarga ini menggunakan 20-25 kilogram singkong untuk membuat jemunak. Proses pembuatannya dimulai pada hari ketiga puasa dan berlanjut hingga dua hari sebelum Lebaran.
Ponisih bertugas mengupas dan memarut singkong, serta mengukus beras ketan hingga setengah matang. Kedua bahan ini kemudian ditumbuk halus dan dikukus kembali. Kasmirah bertugas mengukus adonan jemunak dan membuat juruh. Setelah itu, mereka bersama-sama membungkus jemunak dengan daun pisang.
Harga dan Peminat Jemunak
Jemunak dijual dengan harga Rp 3.500 per bungkus. Dalam sehari, mereka bisa menjual hingga 500 bungkus. Kudapan ini sangat diminati warga sekitar, terutama saat bulan Ramadan.
Makna Jemunak
Selain sebagai camilan khas Ramadan, jemunak juga menjadi simbol perlawanan terhadap budaya roti yang lebih modern. Jemunak mengajarkan kita untuk melestarikan makanan tradisional yang kaya akan nilai budaya dan sejarah.
Dengan mempertahankan tradisi pembuatan jemunak, keluarga Kasmirah dan Ponisih tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memberikan kudapan istimewa yang dinantikan warga setiap Ramadan.
Credit :
Penulis : Daniel Bintang
Komentar